Pancar atau Pantjer artinya
‘yang muncul pertama kali”
Yah, gunung ini dipercaya
sebagai gunung yang pertama kali muncul di Pulau Jawa
saat tanah Jawa masih
datar dan tak ada gunung atau bukit
Itu adalah kepercayaan
lokal setempat
Kisah turun temurun yang begitu
dihormati warga lokal setempat.
Pertama kali saya
kesana,
Persis libur tanggal merah
Kamis, 10 Mei 2018
Tadinya mau ke Bogor, tapi
pasti macet
Karena sepertinya orang
Jakarta sudah pada makmur
Hampir semua keluarga
sudah punya mobil semua
Dan sepertinya juga orang
Jakarta haus jalan-jalan
Jadi bisa dipastikan
jalanan menuju lokasi wisata
seperti Bogor apalagi
Puncak pasti macet parah
kalau libur tanggal merah
tak peduli libur kejepit
begini
Tapi ternyata kami tetap
saja ke Bogor
Kan, Gunung
Pancar masuk wilayah Bogor
Tepatnya di Desa Karang
Tengah,
kec. Babakan Madang, Bogor
Yah, Bogor memang surganya
jalan-jalan buat orang Jakarta,
yang sudah stress dengan
kehidupan kota yang macet
dan terpolusi
Yang kaya, yang menengah
sampai yang pas-pasan model saya
Semua jalan-jalannya ke
Bogor
Masuk dari kawasan Sentul
Selatan,
Melewati jalan raya luas
yang mulus banget
Ketemu Sentul Nirwana mentok sampai JungleLand Sentul
Masuk kanan, terus ikuti
jalan,
Hingga jalanan perlahan
terus menanjak naik
Berada di ketinggian 300 – 800 mdpl,
Suhunya bisa mencapai 33
derajat di siang hari
Masih kalah dingin sama
puncak
Suasana Gunung Pancar Sentul Bogor |
Tapi tetap sejuk segar
dengan jajaran pinus yang
kurus langsing menjulang tinggi-tinggi
Menaungi kanan kiri jalan
menuju lokasi pemandian air panas
Saat itu udara agak panas
Tapi angin semilir
pepohonan pinus bikin sejuk segar
Jajaran pohon pinus yang anginnya bikin sejuk segar meski panas terik |
Hari itu ramai sekali
Mobil plat B keluaran
terbaru ramai seliweran disini
Beberapa angkot warna biru
ngetem di lokasi menunggu
penumpang
Ngga punya mobil pribadi? Tenang, banyak angkot biru untuk sampai ke sini |
Di pintu gerbang utama
jelas terbaca papan pengumuman
Turis lokal 7500 per orang
Turis asing 150,000 per
orang
Mobil 15,000
Jadi total tiket masuk
keluarga besar kita hari itu:
7500 x 7 orang dewasa =
52500
7500 x 3 bocah SD = 22500
Total 75,000
Plus mobil 15,000 jadi
semuanya 90,000
Ini baru masuk gerbang
pertama
Masuk gerbang pertama langsung bayar tiket masuk |
Terlihat di kanan kiri jalan
Diantara jajaran pinus ada
tenda-tenda berdiri
Oohh, ternyata disini bisa
kemping
Dan nyaman buat kemping sepertinya
Beberapa wahana foto selfie
dengan latar belakang jurang tebing
Juga terlihat disini
Masuk terus ketemu lagi
gerbang kedua
Bayar lagi kita
Gerbang kedua ini menuju
lokasi pemandian air panas
Jalanan mulai menurun
Gerbang masuk khusus lokasi pemandian air panas. Bayar lagi bro! |
Memasuki area pemandian bayar
lagi kita
Ada 2 lokasi pemandian
Mau yang 5000 perak atau
100,000 perak?
Kalau yang 5000 perak
nyebur ramai-ramai
Atau cuma kakinya aja yang
nyebur
Kalau yang 100,000 adalah
kolam pemandian keluarga
Tersedia beberapa kolam
batu berbentuk oval
Untuk berendam sekeluarga. Berikut penampakannya
Saat saya datang terlihat sebuah keluarga cina sedang asyik berendam
di kolam batu oval ini beramai-ramai
Ada juga terapi air panas
dengan cara disemprot
anda berbaring tengkurap
lalu seorang petugas
dengan selang menyemprotkan
air panas ke tubuh anda
Biayanya : 50,000
Tiket masuk biaya mandi air panas di Gunung Pancar Sentul Bogor |
Makannya cukup
gorengan yang dijual tukang gorengan
di dalam area dekat lokasi
pemandian
gorengannya enak, gurih,
dan kreeesss banget
Cuma 1000-an perak
Kita beli 30 gorengan
Makan sambil jalan, enak
dan kenyaaang!
Saat melewati jalanan
Sentul Selatan yang mulus
Sempat saya lihat papan
petunjuk menuju
2 hotel mentereng disini, yaitu
2 hotel mentereng disini, yaitu
Lalu ada lagi Rukun Senior
Living Residence
Seperti yang saya saksikan
juga saya dengar
Sepertinya lokasi wisata
ini dikelola oleh “manajemen persaudaraan”
Terlihat dari gaya dan
aksen Sunda-nya yang kental
Area Gunung Pancar ini
memang awalnya
diurus dan dijaga oleh
seorang lokal
yang kemudian diteruskan
ke generasi demi generasi berikutnya
yang tinggal di
perkampungan sekitar kaki gunung pancar
Dan kemudian bekerja
disini
mulai dari tukang parkir,
Petugas tiket sampai
penjaga wahana foto selfie
Sebagian membuka warung-warung
kecil
berjualan makanan atau
minuman
Sempat saya dengar juga kalau
setelah diketahui ada
sumber mata air panas,
Seorang kaya yang namanya
sangat terkenal di jagat Republik ini
tertarik untuk membangun
resort mewah
di gunung ini macam
Genting Highlands di
Malaysia
Namun entah bagaimana
kelanjutannya saya tak dengar lagi
Seandainya benar begitu
Waduh, apa iya saya bisa
jalan-jalan kesini ya
Pasti akan mahal sekali
Dan cuma orang kaya
beneran yang bisa menikmati
sehatnya mandi sumber air
panas disini
Petugas jaga wahana
selfie-nya
Cukup ramah dan cekatan
sekali mengambil foto kami
Cukup pintar mengarahkan
berbagai gaya
Dan mengambil foto dalam
sudut2 yang tepat
Dan dapatlah aneka foto
dengan latar tebing jurang yang wow banget!
Yah, cukup puaslah dengan hasil
fotonya
sesuai dengan harga selfie
yang per wahana
25,000 per orang
25,000 per orang
tapi bisa ditawar jadi
20,000 per orang
Menurut yang saya amati di salah satu grup medsos wisata Bogor,
tak sedikit netizen yang kecewa setelah piknik ke sini.
Sebagian besar merasa kalau objek wisata ini agak mahal.
Akhirnya kapok untuk datang lagi.
Alasannya karena ini adalah objek wisata alam yang tentu saja tersedia
karena keramahan alam dan kasih sayang Tuhan kepada hamba-Nya,
bukan sebuah wisata yang dibangun dengan biaya tinggi sampai milyaran
misalnya seperti gedung bertingkat atau taman bunga yang membutuhkan
perawatan penanaman dan pemupukan secara berkala misalnya.
Sebagian besar masyarakat juga berharap agar objek wisata alam
dengan segala keistimewaan sumber air panas yang ada di dalamnya
agar lebih ramah di kantong dan lebih diperuntukkan untuk kemaslahatan banyak orang.
Gitu
Harapan saya,
semoga Gunung Pancar ini
lebih baik pengelolaannya
dan lebih profesional
mengingat saya sudah
melihat banyak sampah bertebaran di mana-mana
termasuk yang dibuang begitu
saja di bibir tebing, duh!
mengurangi indahnya
pemandangan hutan pinus yg sejuk damai
Warung-warung kecil yang terlihat
dibangun seadanya
saja dan sangat sederhana
saja dan sangat sederhana
Semoga dibangun lebih bagus
dan,
lebih nyaman untuk bersantai nongkrong lama-lama
menikmati suasana pegunungan yang segar alami
Tapi dengan tidak meninggalkan
kesan ndeso tradisionalnya yang ramah
dan ke depannya
lebih ditujukan untuk
wisata keluarga dan rakyat jelata seperti saya
yang budjet jalan-jalannya
super ngirit tapi tetap pengen
jalan-jalan, hehe
0 Komentar